HELLO

Sabtu, 28 Juli 2012

BUKBER 75

hi! kemaren tepatnya 27 juli. 75 bukber loh walaupun gasemua nya dateng but...intinya kita ngumpul lagi dari yang udah ngga pernah sapa-sapaan bisa sapa-sapaan lagi huhu..intinya itu acara nyenengin banget! pikacu bisa kumpul lagi:p walaupun tanpa julia yaa :') intinya kita ngumpul hahaha. ini foto pertama yg di jepret kayaknya ini deh wkwk
terus danu dateng wkwkwk seru deh pokoknya kita nunggu satu-satu anak-anak dateng seneng pake bangeDD.
itu narsis narsis biasalah hahahaah kalau udah nemu temen emang jadi gitu nih kebiasaan dari dulu ye ngga ilang-ilang wkwkw dulu mah poto-poto nye masih pake hape nokia wkwkw masih banyak lagi
gue gak ngerti dhinda sama anis foto kayak gini sadar apa ngga -___-
Yang ini My lvly PIKACU :p
yap sambil sibuk foto-foto akhirnya pesenan kita dateng yang ke foto cuman 1 wkkwkw
yap akhirnya cowo-cowo yang tadinya masih pada diluar ini dia haha
terus akhirnya saatnyaa makan huwawahwuahwhah,kita makan rame-rame seneng bangetya walaupun gitudeh ahhahah
yap kita foto-foto barengjuga nih mihihihihihi
yehahaha ini bill sama uang-uang kita semua
pas mau bayar eh bayu sama si rangga malahan ngumpet dikamar mandiudah mereka makan paling banyak gamau bayar juga pula wkwkw. intinya gue ngerasa seneng bisa kumpul sama anak75.so lve you guys.espesially pikacu!

Kamis, 26 Juli 2012

Naskah Sosio Drama

hey guys! ini ada contoh sedikit drama tentang proklamasi indonesia ini gue buat bersama beberapa temen gue di kelas 8! Pada tanggal 6 Agustus 1945 sebuah bom atom dijatuhkan di atas kota Hiroshima di Jepang, oleh Amerika Serikat yang mulai menurunkan moral semangat tentara Jepang di seluruh dunia. Sehari kemudian BPUPKI berganti nama menjadi PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) untuk lebih menegaskan keinginan dan tujuan mencapai kemerdekaan Indonesia. Pada tanggal 9 Agustus 1945, bom atom kedua dijatuhkan di atas Nagasaki sehingga menyebabkan Jepang menyerah kepada Amerika Serikat dan sekutunya. Moment ini pun dimanfaatkan oleh Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaannya. Soekarno, Hatta selaku pimpinan PPKI dan Radjiman Wedyodiningrat sebagai mantan ketua BPUPKI diterbangkan ke Dalat, 250 km di sebelah timur laut Saigon, Vietnam untuk bertemu Marsekal Terauchi. Mereka dikabarkan bahwa pasukan Jepang sedang di ambang kekalahan dan akan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia. Pada tanggal 14 Agustus 1945, golongan para pemuda Indonesia mendengar berita tentang pengeboman yang menghancurkan kota terbesar di Jepang, tepatnya di Kota Hirosima dan Nagasaki. Dan akhirnya para pemuda mengadakan rapat di Jakarta yang hadir dalam rapat itu antara lain Chairul saleh, sutan syahrir, sukarni, singgih, suhud dan lain sebagainya. Sutan Syahrir : (Membuka pembicaraan ) “assalamu’alaikum” Semuanya yg hadir : “Waalaikum Salam” Sutan syahrir : (Membuka rapat itu dengan menyampaikan berita yang ia ketahui tentang Jepang ) “Saudara-saudara ku, saya mendengar berita yang mengembirakan bagi kita semua yaitu menyerahnya Jepang terhadap sekutu saya mendengar berita tersebut dari radio Luar Negeri. itu berarti terjadi kekosongan kekuasaan di Indonesia”. ( sutan syahrir menjelaskan dengan penuh semangat ) Sukarni : “itu merupakan kabar yang sangat menggembirakan bagi kita semua, tapi yang saya bingungkan maksud tuan tadi berbicara terjadi kekosongan kekuasaan itu apa ? “ (Sukarni dengan penuh keheranan saat menanyakan hal tersebut pada sutan syahrir) Sutan Syahrir : “maksud saya, Jepang tidak lagi berkuasa terhadap negeri kita karena menyerah kepada sekutu, sedang sekutu belum sepenuhnya menguasai Indonesia.” Sukarni : “oh, Ya mengerti maksud tuan, terima kasih atas penjelasannya tuan.” (saat sutan syahrir menjelaskan sukarni hanya mengangguk –ngangguk dan tersenyum) Sutan Syahrir : “(membalas dengan senyuman )”  Chairul Saleh : “lalu sekarang apa yang harus kita lakukan untuk mengisi kekosongan kekuasaan ini ?” (dengan anda bicara penuh kecemasan) Sutan syahri : “Bagaimana kalau kita mengajukan kepada soekarno dan Moh. Hatrta agar segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia secepatnya.” Chairul Saleh : “Saya setuju usul anda tuan, karena waktu itu inilah yang tepat bagi kita semua untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.” Mendengar yang dibicarakan Chairul saleh para pemuda ricuh, mereka begitu gembiranya mendengar Indonesia akan memproklamasikan kemerdekaannya Sepertinya mereka tidak sabar untuk membicarakan keinginan rakyat ini bersama Soekarno dan Moch Hatta, Chairul Saleh yang melihat sikap para pemuda tersebut kemudian mencoba untuk menenangkan mereka. Chaerul Saleh : “Tenang, tenang semua tenang, saya mohon duduk kalian di kursi masing-masing.” (dengan suara lantang ia menengakan para pemuda) Chairul Saleh : “kalau kalian sudah setuju, besok kita akan mendatangi rumah Soekarno dan kita bicarakan maksud keinginan kita semua, bagaimana kalau rapat ini kita cukupkan sekian lebih baik kita pulang kerumah masing-masing.” Rapat pun akhirnya selesai, para pemuda kembali pulang dan kembali kerumah masing-masing Keesokan harinya pada tanggal 15 Agustus 1945 para pemuda mendatangi rumah soekarno dengan maksud memberitahukan Soekarno tentang keinginan para pemuda itu. Sutan Syahrir : (tok-tok) “ asalamu’alaikum?” Fatmawati : (fatmawati membukan pintu ) “ waalaikumSalam!” Sutan syahrir : “maaf bu, apakah Bung karnonya ada? kami ingin bertemu Dengannya!” Fatmawati : “ya, kang mas ada didalam, memang ada apa ya,, mencari kang mas!” Chairul Saleh : ”Begini Bu, ada hal yang penting yang harus kami bicarakan dengan nya.” Fatmawati : “oh kalau begitu ya sudah ayo silahkan masuk, silahkan Duduk.” Chairul saleh : “terima kasih Bu !” Fatmawati : “Sama-sama (sambil tersenyum )  kalau begitu saya panggilkan dulu kang mas” Fatmawati akhirnya pergi meninggalkan para pemuda di ruang tamu dan kemudian ia menemui Soekarno Soekarno : (saat fatmawati menghampiri Soekarno di ruang baca,, Soekarno betanya: ) “Siapa Bu yang datang?” Fatmawati : “itu para pemuda datang mereka ingin berbicara penting Katanya!” Soekarno kemudian beranjak dari kursi dan pergi untuk menghampiri para pemuda. Akhirnya Soekarno datang bersama fatmawati kemudian para pemuda berjabat tangan dengan Soekarno. Dan menceritakan maksud kedatangan mereka. Fatmawatipun pergi meninggalkan Soekarno dan para pemuda. Fatmawati : “ Ya sudah kang mas saya kembali ke belakang dulu. Masih banyak pekerjaan yang belum saya kerjakan. Oh ya tuan-tuan ini mau minum apa, biar saya ambilkan dulu !” para pemuda : “iya terima kasih bu!” Soekarno : “Saya dengar dari istri saya katanya ada yang ingin kalian Bicarakan, memang apa?” Chairul saleh : “Kami ingin membicarakan tentang keinginan kami untuk secepatnya Indonesia memperoklamsikan kemerdekaannya!” Soekarno : “Maksud kalian apa saya tidak mengerti?” Chairul saleh :”maksud kami adalah menginginkan agar secepatnya Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya.” Soekarno : “Lalu kenapa kalian ingin memproklamasikan kemerdekaan Indonesia?” Sutan syahir : “Karena inilah kesempatan yang baik bagi kita semua untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia, karena Jepang sudah menyerah pada sekutu.” Soekarno : “Apa kalian tidak memikirkan bahaya apa saja apabila bila kita tetap nekad memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Apa lagi kekuatan militer Jepang yang masih berada di Indonesia mampu menggagalkan rencana untuk memperoklamasikan Indonesia.” Wikana : ” Kita harus memproklamasikankan kemerdekaan sekarang , Bung! Apabila bung karno tidak mau mengucapkan pengumuman itu malam itu juga, besok akan ada terjadi pembunuhan dan pertumpahan darah .” Soekarno : “Ini batang leherku, seretlah aku ke pojok itu sekarang dan potong leherku malam ini juga ! Kamu tidak perlu menunggu hingga esok hari !” Sutan syahir : “Tapi ini saat yang tepat, Bung. Jepang sudah kalah oleh Sekutu dan tak ada kuasa lagi di negeri ini. Mengapa harus menunggu ? Rakyat sudah banyak menderita akibat penjajahan ini, Yang jelas kami menginginkan kemerdekaan Indonesia secepatnya!” Soekarno : “Apa ini tidak terlalu tergesa-gesa!!! sedangkan kebenaran berita menyerahkan Jepang kepada sekutu masih di ragukan, lebih baik kita cek dahulu dari sumber yang resmi!” Sutan syahir : “Jadi usulan kami belum dapat di setujui tapi saya yakin berita tersebut benar adanya.” Soekarno : “Nanti saja kita bicarakan lagi lebih lanjut dengan anggota PPKI lainnya karena saya sendiri tidak bisa mengambil keputusan sendiri.” Sutan syahir : “Ya sudah kalau memang keputusan Bung Karno seperti itu apa boleh buat?” Chairul saleh : “Mungkin pembicaraan ini kita cukupkan sekian saja karena sudah terlalu malam. Sebelumnya kami meminta maaf mungkin kedatangan kami menganggu waktu istirahat Bung karno.” Soekarno : “Tidak apa-apa, silahkan!” (Merekapun berjabat tangan dan berpamitan pulang) malam harinya para pemuda mengadakan rapat lagi tepatnya jam 20.00 WIB untuk membahas mengenai sikap Soekarno yang kurang mendukung keinginan para pemuda. Chairul saleh : “Bagaimana kalau apa yang kita bicarakan ini kita rundingkan kembali dengan Soekarno dan Moch Hatta?” Semua yang hadir : ”Setuju!” Akhirnya mereka berangkat ke rumah Soekarno, tak lama kemudian mereka sampai di rumah Soekarno Chairul saleh : “Asalamu’alaikum !” Fatmawati : ”waalaikum salam, Oh mencari Kang Mas lagi? ada didalam, ayo masuk,, wah kebetulan sekali ya, tokoh-tokoh tua juga sedang berkumpul disini!” Sukarni : ”Apa Bu,tokoh tua juga ada disini ?” (Sukarni bertanya dengan penuh rasa kaget) fatmawari : “Ya ada, seperti Moch Hatta, Dr Samsi, Buntaran, dan yang lainnya, maaf saya keasyikan ngobrol, mari masuk, silahkan duduk, saya penggilkan dulu Kang Mas.” sukarni : “Silahkan Bu !” Tidak lama kemudian Soekarno datang bersama tokoh-tokoh tua Chairul saleh : “Maaf Bung, lagi-lagi kami menganggu waktu anda!” Soekarno : ”Ah tak apa-apa, lalu apa yang ingin kalian bicarakan?” Chairul saleh : “Begini Bung, apakah bung sendiri sudah tahu bahwa kami menginginkan Indonesia segera memproklamasikan kemerdekaannya!” Soekarno :“Ya saya tahu, kalian begitu menginginkan Indonesia segera memperoklamasikan kemerdekaan, sama,, saya juga menginginkannya.” Latif Hendraningrat : ”Lalu kenapa Bung tidak menyetujui, kalau Bung menginginkan kemerdekaan Indonesia?” Soekarno : “Saya tidak bisa seenaknya menyetujui usul anda, tanpa mengadakan rapat dahulu dengan anggota PPKI!” Sutan syahir : ”Saya berharap Bung tidak akan mengadakan rapat dengan anggota PPKI, karena yang saya takutkan nanti Jepang malah mengetahui rencana ini Bung, kita tahukan PPKI memang di bentuk oleh Jepang.” Soekarno : “Yah saya tahu itu bahwa memang PPKI itu dibentuk oleh Jepang, tapi itu merupakan satu-satunya jembatan bagi kita unruk memperoklamasikan kemerdekaan Indonesia!” Chairul saleh : “Tetapi kami tidak ingin Jepang ikut campur tangan dalam rencana ini Bung!” Ahmad Soebarjo : “Jadi maksudnya kita memutuskan segala ikatan dengan Jepang, begitu kan?” Sutan sahir : ”ya begitu!” Soekarno : “Tetapi saya tidak menyetujuinya, lebih baik kita bicarakan masalah ini dengan anggota PPKI, agar nantinya saat memperoklamasikan kemerdekaan Indonesia kita tidak mengalami banyak masalah!” Sutan sahir : ”Tapi,,,” Soekarno : (Memotong pembicaraan sutan syahir) “Tidak ada tapi-tapian yang tidak akan mengikuti keinginan kalian.” (dengan nada bicara yang tinggi, Sambil emosi yang meluap luap). Semakin alot perundingan, para pemuda dan Soekarno berisitegang keadaan semakin panas. Tiba-tiba Moch Hatta datang.... Hatta : “Asalamu’alaikum!” Soekarno : “Waalaikum salam!” Hatta : “ada apa ini para pemuda dan tokoh Bung datang berkumpul di sini!” Soekarno : “Ah tidak apa-apa saya senang sekali Bung datang kemari. Kami sedang membicarakan keinginan para pemuda ini.” Hatta :”Memang apa keinginan para pemuda itu, yang saya dengar kalau tidak salah mereka ingin memproklamasikan kemerdekaan Indonesia!” Soekarno : “Yah benar sekali itu yang mereka inginkan, tapi yang saya tidak setujui karena saya tidak bisa mengambil keputusan ini sendiri.” Hatta : “Bagaimana kalau kita rundingkan dulu masalah ini tanpa para pemuda, kita renungkan bersama para tokoh tua!” Soekarno : “Baiklah saya setuju!” Hatta : ”tapi bagaimana dengan para pemuda ini.” Soekarno : “Biarkan para pemuda itu duduk di serambi belakang!” (Pemuda keluar dari rumah Soekarno dan menunggu tokoh tua yang berunding. Mereka menunggu di serambi belakang) (Bung Karno dan Bung Hatta serta para tokoh nasionalis tua berunding Hatta : “Lalu apa yang sekarang kita lakukan? sedangkan para pemuda terus mendesak agar segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. ” Soekarno : “tapi kita tidak tahu kebenaran berita tersebut, lagi pula kalau memang Berita tersebut benar tentu saja seharusnya kitalah dahulu yang mengetahuinya.” Hatta : ”Jadi maksud bung karno kita tidak akan mengikuti keinginan para pemuda?” Soekarno : “benar, karena yang saya takutkan natinya malah terjadi prtumpahan darah, mengingat kekuatan militer masih siap siaga dan kuat disini.” Buntaran :” Ya sudah bagaimana kalau keputusan anda dan bung Hatta untuk tidak menyetujui keinginan para pemuda ini kita sampaikan kepada para pemuda.” Hatta : ”Ya sudah ayo kita hampiri mereka!” (kemudian para tokoh nasionalis tua itu beranjak keluar dan menemui para pemuda yang sejak tadi menunggu di serambi belakang. Suhud : “bagaiman keputusan anda Bung?” Soekarno :”Saya tetap pada pendirian saya, bahwa kami (sambil menunjuk Bung Hatta) tetap tidak ingin memproklamasikan kemerdekaan Indonesia sekarang ini, jika memang kalian tetap pada pendirian kalian maka saya persilahkan anda untuk mencari tokoh yang lain.” Sutan Syahrir :”baiklah kalau pendirian anda seperti itu kami tidak bisa melakukan apa-apa , tapi yang jelas kami akan berusaha memproklamasikan kemedekaan Indonesia secepatnya.” Akhirnya para pemuda pun pergi dari rumah Soekarno dengan kekecewaan yang mendalam. Pukul 24.00 menjelang tanggal 16 Agustus 1945 para pemuda mengadakan rapat di Cikini. Chaerul Saleh : ”sekarang apa yang harus kita lakukan Soekarno dan Moh. Hatta tetap bersikeras tidak menyetujuinya usul kita apalagi mereka berdua tetap tidak percaya dengan berita itu.” Sutan syahrir : ”Begini saja saya mengusulkan agar Bung Karno dan Moh. Hatta kita asingkan saja keluar Jakarta untuk menjauhkan mereka dari pengaruh Jepang, apa kalian setuju usul saya?” Sukarni, Yusup Kunto, Muwardi berkata : “ Setuju!!! “ Sutan syahrir : “tapi yang saya bingungkan kita akan membawa kedua tokoh Nasionalis itu kemana ya?” Sukarni :”Kemana ya?? ( sambil kebingungan ) ¬¬”_” Muwardi : “Kita serahkan saja tugas ini kepada Singgih dan latif Hendra ningrat karena mereka berdua adalah anggota peta.” Latif : ”baiklah akan saya pikirkan dahulu!” (sekitar 15 menit mereka berpikir) latif : “Bagaimana kalau kita bawa mereka dua ke renggas dengklok dekat Karawang, karena disana dekat dengan tempat salah satu pemusatan tentara peta yang keamanannya terjamin.” singgih : “benar, apa kalian menyetujuinya?” suhud : ”Bagus, kami setuju dengan rencana tersebut!” latif hendra ningrat dan Singgih pun kemudian pergi ke rumah Soekarno. Tidak lama kemudian mereka sampai di rumah Soekarno. Singgih : (Tok...tok...tok…) ”Assalamualaikum?” Fatmawati : (Fatmawati membuka pintu dan menjawab) “waalaikum salam,, Ada apa ya,,, malam-malam begitu bertamu kemari?” Latif : “maaf Bu, kami tidak bermaksud mengganggu waktu istirahat Ibu, tapi ada hal penting yang harus kami bicarakan dengan Bung Karno, sekali lagi kami minta maaf!” Fatmawati : “Ah tidak apa-apa, mari silahkan masuk, silahkan duduk!” Latif : “Terima kasih bu.” Fatmawati : “Sama-sama, kalau begitu tunggu sebentar ya, saya panggilkan dulu Bung Karnonya. Oh ya hampir lupa kebetulan Bung Hatta juga menginap di sini katanya mereka ingin membahas keinginan para pemuda, apa Bung Hatta juga perlu saya panggilkan?” latif : “Ya, Bu silahkan!” Fatmawati meninggalkan mereka berdua, ia menemui suaminya dan Bung Hatta untuk memberitahukan kedatangan para pemuda. Tak lama kemudian Bung Karno datang ia di temani oleh Moch Hatta dan Fatmawati singgih dan Latif : “ Asalamu’alaikum!” (Mereka berdiri saat Soekarno dan Moch Hatta datang) soekarno : ”Waalaikum salam, ayo silahkan duduk!” singgih : ”Terima kasih.” soekarno : ”Sama-sama. Bu kok tamunya tidak di tawarin minum dulu!” fatmawati : ”Maaf Kang Mas Ibu lupa. Oh ya tuan-tuan ini mau minum apa.” latif : ”Ah ngerepotin Bu, enggak usah saja Bu, terima kasih!” fatmawati : ”Biasa saja, jadi tuan ini mau minum apa?” singgih : ”Apa saja Bu yang penting halal!” fatmawati : ”Ya sudah saya kebelakang dulu.” (Fatmawati pergi ke dapur untuk membuat air minum) soekarno : “Katanya kalian ingin membicarakan hal yang penting dengan saya, memang hal yang penting hal apa. Apa berkaitan dengan yang tadi siang?” singgih : “Sebelumnya kami meminta maaf lagi-lagi kami mengganggu waktu istirahat Bung karno dan bung hatta memang kedatangan kami kemari memang berkaitan dengan kejadian tadi siang.” soekarno : “Begini Bung, kami sebenarnya di utus kemari karena mendapat tugas untuk membawa Bung Karno dan Bung Hatta keluar kota.” hatta : “Kemana ?” latif :”Ke Kerawang!” hatta : “Memang kenapa kami harus pergi keluar kota?” latif : “Untuk menghindar dari pengaruh Jepang!” Hatta : “Tapi kalau kami tidak mau?” Latif : “Sekarang tuan bukan waktunya untuk berdebat, cepat ikut kami!” Bung Karno : “Apakah ini semua penting?” Latif : “Sangat penting!” Bung Karno : “Baiklah kami akan ikut tapi saya berpamitan dulu dengan Fatmawati (Soekarno pergi dan menemui Fatmawati di dapur) soekarno : “Bu, Kang Mas pamit dulu, Kang Mas akan pergi dengan para pemuda itu.” fatmawati : “Kemana?” soekarno : “Ke Karawang!” fatmawati : “Bolehkah saya ikut. Saya merasa akhir-akhir ini perasaan saya tidak enak tentang Kang Mas!” soekarno : “Baiklah ayo cepat!” (Akhirnya Soekarno dan Fatmawatipun kembali) singgih : ”Maaf Bung, apakah sudah selesai bicaranya kalau begitu bagaimana kalau sekarang kita berangkat agar lebih cepat.” Bung Karno : “Ya sudah kita berangkat.” Akhirnya mereka meninggalkan rumah Soekarno dan langsung menuju Rengasdengklok di Karawang disana para pemuda sudah berkumpul menunggu kedatangan Soekarno dan Moch Hatta. Setelah lama di perjalanan akhirnya mereka sampai di sebuah rumah. Di sana Soekarno dan Moch. Hatta terus di desak oleh pemuda. Namun ternyata sungguh besar wibawa mereka berdua hingga para pemuda menjadi naik pitam. Latif : “Bung Karno, tunggu apa lagi waktu inilah yang tepat bagi kita semua memperoklamasikan kemerdekaan Indonesia!” Singgih : “Iya, sebaiknya Bung setuju usul kami ini,” (Soekarno dan Muhammad Hatta Terdiam ketika para pemuda terus mendesak Soekarno dan Moh Hatta agar menyetujui keinginan para pemuda. Namun Soekarno tetap saja bersikeras dengan pendirinnya) Soekarno : ”Maaf tapi saya tidak bisa.” (Jawaban itu membuat Singgih geram) Singgih : (Sambil menodongkan pistol kepada Soekarno) “Proklamasikan Kemerdekaan Indonesia secepatnya kalau tidak kubunuh kau, apa kau mau seperti ini?” {door door door} (Peluru pistol keluar dari pistol) Fatmawati yang melihat kejadian ini kemudian ia menghampiri dan merangkul Soekarno dan bertanya kepada para pemuda Fatmawati : “apa-apaan kalian ini?” (Ia bertanya dengan penuh emosi yang meluap-luap)  sutan syahrir : “Tidak apa-apa bu, kami cuma ingin memproklamasikan Indonesia secepatnya. Namun Bung Karno menolak!” fatmawati : “Ya saya tahu itu. Tapi jalannya tidak seperti ini. Lagi pula kalau Kang Mas menolak untuk memperoklamasikan kemerdekaan Indonesia saat ini. Pasti ia mempunyai alasan tersendiri.” sukarni : “Lalu dengan jalan bagaimana? padahal keputusan ada di tangan kedua pemimpin tersebut!” fatmawati : “Ya sudah bagaimana kalau masalah kalian ini kita bicarakan lagi dengan kepala yang dingin tidak dengan emosi!” akhirnya Fatmawati pun berhasil meyakinkan para pemuda agar kembali berunding dengan Soekarno dan Moh Hatta. Hilangnya Ir.soekarno dan M.hatta menimbulkan kepanikan dikalangan para pemimpin pergerakan kemerdekaan di Jakarta. Peristiwa ini baru diketahui oleh soebarjo pada pukul 8.00 pagi. Saat itu yang dia temui hanyalah Wikana, ditanyalah ia… Soebarjo : ”Apakah kamu tau dimana keberadaan ir.soekarno dan M.hatta??? Wikana : “saya tidak tahu!” Soebarjo : “katakan kepadaku dimanakah mereka, saya jamin keselamatan mereka apabila mereka kembali ke Jakarta.” Wikana : “baiklah saya akan menunjukan tempat soekarno dan Hatta berada.” Akhirnya wikana dan achmad soebardjo pergi ke Rengasdengklok, Karawang dimana Ir.Soekarno dan M.Hatta diasingkan… dan saat soebardjo sampai di Rengasdengklok,, beliau langsung membawa mereka ke Jakarta pada malam itu juga… bersama chairul shaleh, yusuf kunto,sayuti melik dan para pemuda lainnya. Setelah sampai mereka langsung berangkat lagi menuju Hotel Den Hendels tepatnya di Jakarta. Akhirnya mereka sampai di Hotel Hendels. Kemudian Sayuti melik menghampiri pelayan restoran. Sayuti melik : “Maaf tuan apakah ada kamar Hotel yang masih kosong untuk kami?” Pelayan hotel : “Maaf tuan semua kamar hotel di sini sudah penuh!” Sayuti melik : ”Oh begitu, terima kasih.” Kemudian Sayuti melik kembali menemui Ahmad subarjo dan yang lainnya. Sayuti melik : “Kamarnya penuh, bagaimana ya???” Ahmad subarjo : “Bagaimana kalau kita kerumah Laksamana muda maeda, ia adalah teman karib saya dia juga orang yang mendukung kemerdekaan Indonesia!” Sayuti melik : “Kalau tidak salah juga dia merupakan salah satu perwira tinggi angkatan darat, jadi pasti keamanannya terjamin.” Suhud : ”saya setuju, karena seperti yang dikatakan sayuti melik keamanannya terjamin.” Soekarno : ”Ya sudah kalau begitu kita berangkat ke rumah laksamana muda maeda.” Mereka berangkat ke rumah Laksamana maeda tidak lama kemudian mereka sampai di rumah laksamana maeda Soekarno : (Tok..tok.tok…!) ”Permisi selamat malam bisakah kami bertemu dengan tuan laksamana maeda?” Orang Jepang : ”Baiklah silahkan masuk tuan ada di dalam!” Hatta : ”terima kasih!” (Sesaat kemudian Soekarno dan Moch Hatta bertemu dengan laksamana maeda) soekarno : “Selamat malam tuan?” laksamana maeda : (membalas dengan senyuman)  ”ada apa, kenapa tuan-tuan ini mendatangi kediaman saya. Apakah ada masalah yang serius?” Soekarno : ”Maaf mungkin kedatangan kami menganggu waktu istirahat tuan!” Achmad soebarjo : ”Kami bermaksud untuk menanyakan apakah benar berita menyerahnya Jepang terhadap sekutu itu?” Laksamana maeda : “Dari mana tuan mendengar berita tersebut?” Soekarno : ”Kami mendengar berita tersebut dari salah satu pemuda. Katanya dia mendengar berita tersebut dari radio luar negeri!” Laksamana maeda : ”Memang benar berita tersebut tapi kami masih merahasiakannya agar tidak timbul kekacauan karena kami masih bertanggung jawab terhadap keamanan Indonesia.” Moch Hatta : ”Sekarang tuan yang kami bingungkan para pemuda terus mendesak agar memperoklamasikan kemerdekaan Indonesia secepatnya!” Laksamana maeda : “Wah itu merupakan gagasan yang bagus mengingat inilah waktu yang tepat untuk memperoklamasikan kemerdekaan Indonesia.” Moch Hatta : “Berarti tuan menyetujuinya?” Laksaman maeda : (Membalas dengan senyuman)  Ahmad soebrjo : “Begini, kalau maeda menginginkan kami boleh meminjam rumah anda?” Laksamana maeda : “Boleh memang untuk apa?” Hatta : “Kami telah sepakat apabila berita itu memang benar,, kami akan secepatnya memproklamasikan kemerdekaan Indonesia rencananya kami akan memperoklamasikan kemerdekaan Indonesia besok pagi jadi apakah tuan keberatan?” Laksamana maeda : “Tidak tidak sama sekali lalu persiapan apa yang akan kita siapkan?” Soekarno : ”rencanaynya kami akan membuat naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia!” Laksamana maeda : ”ya sudah ayo sekarang kita buat bersama naskahnya di ruang makan. Kita tidak boleh membuang waktu percuma kan?” Soekarno : “Rasanya terlalu banyak orang kalau kita mengerjakan naskah ini bila bersama bagaimana kalau anda, Bung Hatta, ahmad subarjo serta saya mengerjakan naskah ini bersama?” Suhud : ”Benar, sebaliknya memang merekalah yang harus menuju ruang makan” Hatta : “Tapi bagaimana dengan para pemuda ini?” Laksamana maeda : ”Biarkan mereka disini menunggu kita, ayo Soekarno. Moch Hatta, Ahmad subarjo dan beberapa pemuda pergi ke ruang makan untuk menyusun naskah proklamasi” Soekarno : ”Biarkan saya yang mencatat!” Ahmad subarjo : ” Baiklah!” Soekarno : ”untuk pembukaan kata apa yang bagus ya ?” Hatta : “Bagaimana untuk pembukaannya kata proklamasi sepertinya kata itu cocok untuk naskah ini!” Soekarno : ”Ya bagus, (Kemudian ia menulisnya dalam secarik kertas) lalu untuk isinya apa?” Ahmad subarjo : “Tunggu sebentar biarkan saya berpikir dulu!” (sekitar 5 menit ahmad subarjo berpikir) ya bagaimana kalau begini “Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia” Hatta : “Itu bagus, karena kan naskah ini menyatakan kemerdekaan bangsa kita” (kemudian ia menulisnya dalam secarik kertas) Soekarno : “Itukan bagian dari pembukaan sekarang isinya bagaimana?” Hatta : “Saya sudah berpikir begini “Hal-hal yang mengenai pemindahan dan kekuasaan dll, di selenggarakan dengan cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.” Soekarno : ”Ya bagus semua sudah selesai, jadinya seperti ini!” Ahmad soebarjo : “Alhamdulillah akhirnya selesai juga! Bagaimana kalau sekarang kita menghampiri para pemuda apakah mereka menyetujuinya isi naskah ini?” Soekarno : “Ya sudah ayo kita menghampiri para pemuda!” (Tidak lama kemudian mereka sampai di serambi belakang di tempat para pemuda menunggu) sutan syahrir : “Bagaimana naskahnya sudah selesai Bung?” soekarno : “Sudah akan saya bacakan!” PROKLAMASI Kami bangsa Indonesia dengan ini kemerdekaan Indonesia. Hal-hal yang mengenai pemindahan dan kekuasaan dll. Di laksanakan dengan djara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Djakarta, 17 – 8- 05 Wakil Bangsa Indonesia Soekarno : ”Mungkin ada yang ingin menambahkan?” Sukarni : ”Ada kata-kata sedikit yang janggal jadi perlu di beri perubahan sedikit” Soekarno : “Baiklah kita akan memperbaikinya sekali lagi!” Sukarni : “Itu lebih baik!” Akhirnya mereka merundingkan kembali naskah tersebut bersama para pemuda. Kemudian mereka melakukan sedikit perubahan pada naskah proklamasi itu. Setelah selesai melakukan sedikit perubahan kemudian Soekarno menyruh sayuti melik mengetik naskah proklamasi Soekarno : ”Maaf, apakah sayuti melik bisa mengetik naskah ini dengan perubahan-perubahannya?” Sayuti melik : ”Saya bisa, Bung!” Soekarno : ”Ya sudah tolong ketik naskah ini dengan cepat!” Sayuti melik : ”Baiklah.” Sayuti melik pun mengetik naskah proklamasi, kemudian setelah selesai. Naskah itu di berikan pada Soekarno Sayuti melik : ”Ini Bung naskahnya sudah selesai sekarang tinggal siapa yang akan menandatanagni naskah ini?” Soekarno : ”Terima kasih, bagaimana kalau naskah ini yang menandatangi adalah kita semua yang hadir disini?” Hatta : ”Ya, saya setuju. Agar mengacu pakta deklaration of independen!” Chairul saleh : ”Saya tidak setuju lebih baik anda dan Bung Hatta yang menandatangi naskah tersebut atas nama bangsa Indonesia!!” Semua yang hadir : “Setuju, itu lebih baik !” Soekarno : ”Nah sekarang naskah sudah selesai lalu, sekarang yang harus kita pikirkan di mana naskah ini akan di bacakan?” Sukarni : ”Kami sudah menyiapkan tempat kita akan membacakan teks proklamasi ini!” Hatta : “Dimana?” Sukarni : “Dilapangan Ikada.” Soekarno :“ Saya menolak!” Sukarni : “Kenapa anda menolak?” Soekarno : “Karena kalau kita membacakan naskah proklamasi ini di lapangan Ikada pasti akan timbul bentrokan dengan tentara Jepang!” Sukarni : ”Iya juga ya ! Kenapa saya tidak berpikir sampai kesana?” Soekarno : ”Bagaimana kalau kita membacakan teks proklamasi ini di rumah saya!” Hatta : ”Saya setuju, mungkin dengan itu tentara Jepang tidak akan mengacaukan proklamasi kemerdekaan Indonesia!” Semua yang hadir : ”setuju!!!!” Laksamana maeda : ”Ya sudah naskah sudah selesai disusun bagaimana kalau kalian pulang ke rumah masing-masing dan istirahat saja lihat kalian begitu lelah. Pagi harinya kita berkumpul di rumah Soekarno.” Soekarno : “Ya kami semua sudah lelah, sebaiknya kami semua pulang saja, sebelumnya kami ingin mengucapkan terima kasih atas izin tuan.” Laksamana maeda :” Ah tidak apa-apa” Ahmad soebardjo : ”Ya sudah tuan kami pamit dulu.” Akhirnya dini harinya tanggal 16 agustus 1945 semua pulang ke rumah masing-masing, tetapi para pemuda tidak pulang ke rumahnya, tetapi mereka menghimpun rekan-rekannya untuk menyebar luaskan berita itu kesegenap masyarakat Jakarta. Dengan cepat mereka mempersiapkan fomlet-fomlet dan mobil pengeras suara untuk memberitahukan kepada penduduk tentang kabar gembira ini. Pagi harinya pemuda-pemuda dan penduduk sekitar berkumpul di Jakarta yaitu di rumah Ir. Soekarno. Muwardi : “Bung karno para pemuda telah berkumpul mereka sudah tidak lagi untuk mendengarkan anda membacakan naskah proklamasi.” Soekarno : “Tunggulah sebentar Bung Hatta belum datang saya akan menunggu Bung Hatta dulu.” Muwardi : “Ya sudah silahkan, tapi jangan terlalu lama. Kami sudah tidak sabar untuk menunggu sebentar lagi kan sudah pukul 10.00.” Soekarno : “Ehm … baiklah!” Suhud : (Tiba-tiba datang) “Maaf Bung Karno apakah kita akan melakukan pengibaran bendera merah putih?” soekarno : ”Ya haruslah, itukan sebagai simbol kalau kita telah merdeka!” suhud : ”belum” soekarno : ”Ya sudah biar saya yang mengurus benderanya, saya akan menyuruh Fatmawati menjahitkannya sekarang juga” suhud : ”Ya sudah Bung biar saya yang mencari tiang bambunya, saya permisi dulu” soekarno : ”Ya silahkan, Wikana tolong panggilkan Fatmawati kemari” Wikana : “Baik Bung Karno” Sesaat kemudian Fatmawati datang Fatmawati : “Ada apa Kang Mas memanggil saya?” Soekarno : ”Bu tolong jahit bendera merah putihnya disini. Bukankah ibu mempunyai kain merah putih” Fatmawati : ”Entahlah tapi seingat kain itu sudah ibu buat rok.” Soekarno : ”Pokonya Kang Mas minta sekarang jahitkan benderanya” Kemudian fatmawati mancari kain itu, setelah selesai mencari fatmawati menjahit dengan tangan. Tidak lama kemudian Moch Hatta datang tepat pukul 19.45. Hatta : ”Maaf terlalu lama menunggu saya.” Soekarno : ”Ah tidak apa-apa, kebetulan persiapannya juga beleum selesai” Hatta : ”Memang persiapan apa?” Soekarno : ”Persiapan untuk pengibaran bendera, istri saya sedang menjahit benderanya sebentar lagi juga sudah beres.” Akhirnya segala persiapan proklamasi kemerdekaan Indonesia selesai bendera sudah dijahit, begitu pula dengan tiang bambu suhud sudah mencarinya. Kemudian latif menjemput kedua tokoh nasionalis itu di kamar Soekarno Latif : ”Maaf Bung bisakah proklamasi ini segera di mulai?” Soekarno : “Bisa, ayo silahkan kita menuju halaman depan.” (Saat Soekarno dan Moch Hatta keluar dari rumahnya dan naik ke panggung mereka di sambut dengan antusiasme yang penuh oleh para penduduk yang sudah berkumpul) tak lama kemudain Soekarno membacakan pidatonya: assalamu’alaikum Wr. Wb Pada kesempatan pagi ini kita berkumpul untuk menjadi saksi dari peristiwa penting yang selama ini kita tunggu, yaitu peristiwa yang selalu menjadi impian dan harapan sebagai bangsa yang terjajah. Dari bertahun-tahun yang lalu sampai beratus-ratus tahun yang lalu kita memperjuangkan kemerdekaan kita agar bebas dari penjajahan. Hari ini kita mengibarkan kemerdekaan kita dengan harapan dapat menjadi tombak agar kehidupan kitaa bisa berubah menjadi lebih baik labih layak dari sebelumnya. Terima kasih kepada para pejuang yang kokoh dan teguh memperjuangkan kemerdekaan bangsa kita dengan segenap jiwa dan raganya dari mulai penjajahan Bangsa Portugis, Inggris, Jepang dan Belanda. Kita selama ini seolah seperti orang yang selalu tunduk di hadapan penjajah. Kita seolah mengabdi kepada mereka. Namun di dalam hati kita, kita tetap menjungjung tinggi keinginan dan impian kita untuk kemerdekaan bangsa kita. Kini semua harapan kita itu bukanlah sebuah angan-angan belaka, melainkan sebuah perjuangan yang hasilnya dapat kita saksikan saat ini, prolkamasi kemerdekaan Bangsa Indonesia, dengan di tandai pembacaan Naskah proklamasi. PROKLAMASI Kami bangsa Indonesia dengan ini kemerdekaan Indonesia. Hal-hal yang mengenai pemindahan dan kekuasaan dll. Di laksanakan dengan djara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Djakarta,hari, 17 Boelan 8 tahoen 1945 Atas nama bangsa Indonesia Soekarno Hatta Demikianlah naskah Proklamasi ini sebagai tanda bahwa bangsa kita bangsa indonesia yang telah merdeka. Kemudian sebagai simbol kebebsan dan kemerdekaan kita, kita kibarkan bendera merah putih. Suhud dan latif kemudian mengibarkan bendera merah putih. Latif dan suhud kemudian mengibarkan bendera merah putih Latif dan Suhud maju kedepan Latif : ”Siap Grak, jalan ditempat grak, maju jalan.” Setelah itu ia mengibarkan bendera merah putih Latif : ”Hormat Grak!” (seluruh yang hadir disana memberi hormat kepada sang saka merah putih Latif : ”Tegak grak.” Dengan ditandai pembacaan naskah proklamasi dan pengibaran sang saka merah putih maka sejak itu bangsa kita lepas dari belenggu penjajahan. Namun kemudian yang harus kita lakukan adalah bagaimana mempertahakan kemerdekaan itu. Naskah Sosio Drama Pada tanggal 6 Agustus 1945 sebuah bom atom dijatuhkan di atas kota Hiroshima di Jepang, oleh Amerika Serikat yang mulai menurunkan moral semangat tentara Jepang di seluruh dunia. Sehari kemudian BPUPKI berganti nama menjadi PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) untuk lebih menegaskan keinginan dan tujuan mencapai kemerdekaan Indonesia. Pada tanggal 9 Agustus 1945, bom atom kedua dijatuhkan di atas Nagasaki sehingga menyebabkan Jepang menyerah kepada Amerika Serikat dan sekutunya. Moment ini pun dimanfaatkan oleh Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaannya. Soekarno, Hatta selaku pimpinan PPKI dan Radjiman Wedyodiningrat sebagai mantan ketua BPUPKI diterbangkan ke Dalat, 250 km di sebelah timur laut Saigon, Vietnam untuk bertemu Marsekal Terauchi. Mereka dikabarkan bahwa pasukan Jepang sedang di ambang kekalahan dan akan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia. Pada tanggal 14 Agustus 1945, golongan para pemuda Indonesia mendengar berita tentang pengeboman yang menghancurkan kota terbesar di Jepang, tepatnya di Kota Hirosima dan Nagasaki. Dan akhirnya para pemuda mengadakan rapat di Jakarta yang hadir dalam rapat itu antara lain Chairul saleh, sutan syahrir, sukarni, singgih, suhud dan lain sebagainya. Sutan Syahrir : (Membuka pembicaraan ) “assalamu’alaikum” Semuanya yg hadir : “Waalaikum Salam” Sutan syahrir : (Membuka rapat itu dengan menyampaikan berita yang ia ketahui tentang Jepang ) “Saudara-saudara ku, saya mendengar berita yang mengembirakan bagi kita semua yaitu menyerahnya Jepang terhadap sekutu saya mendengar berita tersebut dari radio Luar Negeri. itu berarti terjadi kekosongan kekuasaan di Indonesia”. ( sutan syahrir menjelaskan dengan penuh semangat ) Sukarni : “itu merupakan kabar yang sangat menggembirakan bagi kita semua, tapi yang saya bingungkan maksud tuan tadi berbicara terjadi kekosongan kekuasaan itu apa ? “ (Sukarni dengan penuh keheranan saat menanyakan hal tersebut pada sutan syahrir) Sutan Syahrir : “maksud saya, Jepang tidak lagi berkuasa terhadap negeri kita karena menyerah kepada sekutu, sedang sekutu belum sepenuhnya menguasai Indonesia.” Sukarni : “oh, Ya mengerti maksud tuan, terima kasih atas penjelasannya tuan.” (saat sutan syahrir menjelaskan sukarni hanya mengangguk –ngangguk dan tersenyum) Sutan Syahrir : “(membalas dengan senyuman )”  Chairul Saleh : “lalu sekarang apa yang harus kita lakukan untuk mengisi kekosongan kekuasaan ini ?” (dengan anda bicara penuh kecemasan) Sutan syahri : “Bagaimana kalau kita mengajukan kepada soekarno dan Moh. Hatrta agar segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia secepatnya.” Chairul Saleh : “Saya setuju usul anda tuan, karena waktu itu inilah yang tepat bagi kita semua untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.” Mendengar yang dibicarakan Chairul saleh para pemuda ricuh, mereka begitu gembiranya mendengar Indonesia akan memproklamasikan kemerdekaannya Sepertinya mereka tidak sabar untuk membicarakan keinginan rakyat ini bersama Soekarno dan Moch Hatta, Chairul Saleh yang melihat sikap para pemuda tersebut kemudian mencoba untuk menenangkan mereka. Chaerul Saleh : “Tenang, tenang semua tenang, saya mohon duduk kalian di kursi masing-masing.” (dengan suara lantang ia menengakan para pemuda) Chairul Saleh : “kalau kalian sudah setuju, besok kita akan mendatangi rumah Soekarno dan kita bicarakan maksud keinginan kita semua, bagaimana kalau rapat ini kita cukupkan sekian lebih baik kita pulang kerumah masing-masing.” Rapat pun akhirnya selesai, para pemuda kembali pulang dan kembali kerumah masing-masing Keesokan harinya pada tanggal 15 Agustus 1945 para pemuda mendatangi rumah soekarno dengan maksud memberitahukan Soekarno tentang keinginan para pemuda itu. Sutan Syahrir : (tok-tok) “ asalamu’alaikum?” Fatmawati : (fatmawati membukan pintu ) “ waalaikumSalam!” Sutan syahrir : “maaf bu, apakah Bung karnonya ada? kami ingin bertemu Dengannya!” Fatmawati : “ya, kang mas ada didalam, memang ada apa ya,, mencari kang mas!” Chairul Saleh : ”Begini Bu, ada hal yang penting yang harus kami bicarakan dengan nya.” Fatmawati : “oh kalau begitu ya sudah ayo silahkan masuk, silahkan Duduk.” Chairul saleh : “terima kasih Bu !” Fatmawati : “Sama-sama (sambil tersenyum )  kalau begitu saya panggilkan dulu kang mas” Fatmawati akhirnya pergi meninggalkan para pemuda di ruang tamu dan kemudian ia menemui Soekarno Soekarno : (saat fatmawati menghampiri Soekarno di ruang baca,, Soekarno betanya: ) “Siapa Bu yang datang?” Fatmawati : “itu para pemuda datang mereka ingin berbicara penting Katanya!” Soekarno kemudian beranjak dari kursi dan pergi untuk menghampiri para pemuda. Akhirnya Soekarno datang bersama fatmawati kemudian para pemuda berjabat tangan dengan Soekarno. Dan menceritakan maksud kedatangan mereka. Fatmawatipun pergi meninggalkan Soekarno dan para pemuda. Fatmawati : “ Ya sudah kang mas saya kembali ke belakang dulu. Masih banyak pekerjaan yang belum saya kerjakan. Oh ya tuan-tuan ini mau minum apa, biar saya ambilkan dulu !” para pemuda : “iya terima kasih bu!” Soekarno : “Saya dengar dari istri saya katanya ada yang ingin kalian Bicarakan, memang apa?” Chairul saleh : “Kami ingin membicarakan tentang keinginan kami untuk secepatnya Indonesia memperoklamsikan kemerdekaannya!” Soekarno : “Maksud kalian apa saya tidak mengerti?” Chairul saleh :”maksud kami adalah menginginkan agar secepatnya Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya.” Soekarno : “Lalu kenapa kalian ingin memproklamasikan kemerdekaan Indonesia?” Sutan syahir : “Karena inilah kesempatan yang baik bagi kita semua untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia, karena Jepang sudah menyerah pada sekutu.” Soekarno : “Apa kalian tidak memikirkan bahaya apa saja apabila bila kita tetap nekad memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Apa lagi kekuatan militer Jepang yang masih berada di Indonesia mampu menggagalkan rencana untuk memperoklamasikan Indonesia.” Wikana : ” Kita harus memproklamasikankan kemerdekaan sekarang , Bung! Apabila bung karno tidak mau mengucapkan pengumuman itu malam itu juga, besok akan ada terjadi pembunuhan dan pertumpahan darah .” Soekarno : “Ini batang leherku, seretlah aku ke pojok itu sekarang dan potong leherku malam ini juga ! Kamu tidak perlu menunggu hingga esok hari !” Sutan syahir : “Tapi ini saat yang tepat, Bung. Jepang sudah kalah oleh Sekutu dan tak ada kuasa lagi di negeri ini. Mengapa harus menunggu ? Rakyat sudah banyak menderita akibat penjajahan ini, Yang jelas kami menginginkan kemerdekaan Indonesia secepatnya!” Soekarno : “Apa ini tidak terlalu tergesa-gesa!!! sedangkan kebenaran berita menyerahkan Jepang kepada sekutu masih di ragukan, lebih baik kita cek dahulu dari sumber yang resmi!” Sutan syahir : “Jadi usulan kami belum dapat di setujui tapi saya yakin berita tersebut benar adanya.” Soekarno : “Nanti saja kita bicarakan lagi lebih lanjut dengan anggota PPKI lainnya karena saya sendiri tidak bisa mengambil keputusan sendiri.” Sutan syahir : “Ya sudah kalau memang keputusan Bung Karno seperti itu apa boleh buat?” Chairul saleh : “Mungkin pembicaraan ini kita cukupkan sekian saja karena sudah terlalu malam. Sebelumnya kami meminta maaf mungkin kedatangan kami menganggu waktu istirahat Bung karno.” Soekarno : “Tidak apa-apa, silahkan!” (Merekapun berjabat tangan dan berpamitan pulang) malam harinya para pemuda mengadakan rapat lagi tepatnya jam 20.00 WIB untuk membahas mengenai sikap Soekarno yang kurang mendukung keinginan para pemuda. Chairul saleh : “Bagaimana kalau apa yang kita bicarakan ini kita rundingkan kembali dengan Soekarno dan Moch Hatta?” Semua yang hadir : ”Setuju!” Akhirnya mereka berangkat ke rumah Soekarno, tak lama kemudian mereka sampai di rumah Soekarno Chairul saleh : “Asalamu’alaikum !” Fatmawati : ”waalaikum salam, Oh mencari Kang Mas lagi? ada didalam, ayo masuk,, wah kebetulan sekali ya, tokoh-tokoh tua juga sedang berkumpul disini!” Sukarni : ”Apa Bu,tokoh tua juga ada disini ?” (Sukarni bertanya dengan penuh rasa kaget) fatmawari : “Ya ada, seperti Moch Hatta, Dr Samsi, Buntaran, dan yang lainnya, maaf saya keasyikan ngobrol, mari masuk, silahkan duduk, saya penggilkan dulu Kang Mas.” sukarni : “Silahkan Bu !” Tidak lama kemudian Soekarno datang bersama tokoh-tokoh tua Chairul saleh : “Maaf Bung, lagi-lagi kami menganggu waktu anda!” Soekarno : ”Ah tak apa-apa, lalu apa yang ingin kalian bicarakan?” Chairul saleh : “Begini Bung, apakah bung sendiri sudah tahu bahwa kami menginginkan Indonesia segera memproklamasikan kemerdekaannya!” Soekarno :“Ya saya tahu, kalian begitu menginginkan Indonesia segera memperoklamasikan kemerdekaan, sama,, saya juga menginginkannya.” Latif Hendraningrat : ”Lalu kenapa Bung tidak menyetujui, kalau Bung menginginkan kemerdekaan Indonesia?” Soekarno : “Saya tidak bisa seenaknya menyetujui usul anda, tanpa mengadakan rapat dahulu dengan anggota PPKI!” Sutan syahir : ”Saya berharap Bung tidak akan mengadakan rapat dengan anggota PPKI, karena yang saya takutkan nanti Jepang malah mengetahui rencana ini Bung, kita tahukan PPKI memang di bentuk oleh Jepang.” Soekarno : “Yah saya tahu itu bahwa memang PPKI itu dibentuk oleh Jepang, tapi itu merupakan satu-satunya jembatan bagi kita unruk memperoklamasikan kemerdekaan Indonesia!” Chairul saleh : “Tetapi kami tidak ingin Jepang ikut campur tangan dalam rencana ini Bung!” Ahmad Soebarjo : “Jadi maksudnya kita memutuskan segala ikatan dengan Jepang, begitu kan?” Sutan sahir : ”ya begitu!” Soekarno : “Tetapi saya tidak menyetujuinya, lebih baik kita bicarakan masalah ini dengan anggota PPKI, agar nantinya saat memperoklamasikan kemerdekaan Indonesia kita tidak mengalami banyak masalah!” Sutan sahir : ”Tapi,,,” Soekarno : (Memotong pembicaraan sutan syahir) “Tidak ada tapi-tapian yang tidak akan mengikuti keinginan kalian.” (dengan nada bicara yang tinggi, Sambil emosi yang meluap luap). Semakin alot perundingan, para pemuda dan Soekarno berisitegang keadaan semakin panas. Tiba-tiba Moch Hatta datang.... Hatta : “Asalamu’alaikum!” Soekarno : “Waalaikum salam!” Hatta : “ada apa ini para pemuda dan tokoh Bung datang berkumpul di sini!” Soekarno : “Ah tidak apa-apa saya senang sekali Bung datang kemari. Kami sedang membicarakan keinginan para pemuda ini.” Hatta :”Memang apa keinginan para pemuda itu, yang saya dengar kalau tidak salah mereka ingin memproklamasikan kemerdekaan Indonesia!” Soekarno : “Yah benar sekali itu yang mereka inginkan, tapi yang saya tidak setujui karena saya tidak bisa mengambil keputusan ini sendiri.” Hatta : “Bagaimana kalau kita rundingkan dulu masalah ini tanpa para pemuda, kita renungkan bersama para tokoh tua!” Soekarno : “Baiklah saya setuju!” Hatta : ”tapi bagaimana dengan para pemuda ini.” Soekarno : “Biarkan para pemuda itu duduk di serambi belakang!” (Pemuda keluar dari rumah Soekarno dan menunggu tokoh tua yang berunding. Mereka menunggu di serambi belakang) (Bung Karno dan Bung Hatta serta para tokoh nasionalis tua berunding Hatta : “Lalu apa yang sekarang kita lakukan? sedangkan para pemuda terus mendesak agar segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. ” Soekarno : “tapi kita tidak tahu kebenaran berita tersebut, lagi pula kalau memang Berita tersebut benar tentu saja seharusnya kitalah dahulu yang mengetahuinya.” Hatta : ”Jadi maksud bung karno kita tidak akan mengikuti keinginan para pemuda?” Soekarno : “benar, karena yang saya takutkan natinya malah terjadi prtumpahan darah, mengingat kekuatan militer masih siap siaga dan kuat disini.” Buntaran :” Ya sudah bagaimana kalau keputusan anda dan bung Hatta untuk tidak menyetujui keinginan para pemuda ini kita sampaikan kepada para pemuda.” Hatta : ”Ya sudah ayo kita hampiri mereka!” (kemudian para tokoh nasionalis tua itu beranjak keluar dan menemui para pemuda yang sejak tadi menunggu di serambi belakang. Suhud : “bagaiman keputusan anda Bung?” Soekarno :”Saya tetap pada pendirian saya, bahwa kami (sambil menunjuk Bung Hatta) tetap tidak ingin memproklamasikan kemerdekaan Indonesia sekarang ini, jika memang kalian tetap pada pendirian kalian maka saya persilahkan anda untuk mencari tokoh yang lain.” Sutan Syahrir :”baiklah kalau pendirian anda seperti itu kami tidak bisa melakukan apa-apa , tapi yang jelas kami akan berusaha memproklamasikan kemedekaan Indonesia secepatnya.” Akhirnya para pemuda pun pergi dari rumah Soekarno dengan kekecewaan yang mendalam. Pukul 24.00 menjelang tanggal 16 Agustus 1945 para pemuda mengadakan rapat di Cikini. Chaerul Saleh : ”sekarang apa yang harus kita lakukan Soekarno dan Moh. Hatta tetap bersikeras tidak menyetujuinya usul kita apalagi mereka berdua tetap tidak percaya dengan berita itu.” Sutan syahrir : ”Begini saja saya mengusulkan agar Bung Karno dan Moh. Hatta kita asingkan saja keluar Jakarta untuk menjauhkan mereka dari pengaruh Jepang, apa kalian setuju usul saya?” Sukarni, Yusup Kunto, Muwardi berkata : “ Setuju!!! “ Sutan syahrir : “tapi yang saya bingungkan kita akan membawa kedua tokoh Nasionalis itu kemana ya?” Sukarni :”Kemana ya?? ( sambil kebingungan ) ¬¬”_” Muwardi : “Kita serahkan saja tugas ini kepada Singgih dan latif Hendra ningrat karena mereka berdua adalah anggota peta.” Latif : ”baiklah akan saya pikirkan dahulu!” (sekitar 15 menit mereka berpikir) latif : “Bagaimana kalau kita bawa mereka dua ke renggas dengklok dekat Karawang, karena disana dekat dengan tempat salah satu pemusatan tentara peta yang keamanannya terjamin.” singgih : “benar, apa kalian menyetujuinya?” suhud : ”Bagus, kami setuju dengan rencana tersebut!” latif hendra ningrat dan Singgih pun kemudian pergi ke rumah Soekarno. Tidak lama kemudian mereka sampai di rumah Soekarno. Singgih : (Tok...tok...tok…) ”Assalamualaikum?” Fatmawati : (Fatmawati membuka pintu dan menjawab) “waalaikum salam,, Ada apa ya,,, malam-malam begitu bertamu kemari?” Latif : “maaf Bu, kami tidak bermaksud mengganggu waktu istirahat Ibu, tapi ada hal penting yang harus kami bicarakan dengan Bung Karno, sekali lagi kami minta maaf!” Fatmawati : “Ah tidak apa-apa, mari silahkan masuk, silahkan duduk!” Latif : “Terima kasih bu.” Fatmawati : “Sama-sama, kalau begitu tunggu sebentar ya, saya panggilkan dulu Bung Karnonya. Oh ya hampir lupa kebetulan Bung Hatta juga menginap di sini katanya mereka ingin membahas keinginan para pemuda, apa Bung Hatta juga perlu saya panggilkan?” latif : “Ya, Bu silahkan!” Fatmawati meninggalkan mereka berdua, ia menemui suaminya dan Bung Hatta untuk memberitahukan kedatangan para pemuda. Tak lama kemudian Bung Karno datang ia di temani oleh Moch Hatta dan Fatmawati singgih dan Latif : “ Asalamu’alaikum!” (Mereka berdiri saat Soekarno dan Moch Hatta datang) soekarno : ”Waalaikum salam, ayo silahkan duduk!” singgih : ”Terima kasih.” soekarno : ”Sama-sama. Bu kok tamunya tidak di tawarin minum dulu!” fatmawati : ”Maaf Kang Mas Ibu lupa. Oh ya tuan-tuan ini mau minum apa.” latif : ”Ah ngerepotin Bu, enggak usah saja Bu, terima kasih!” fatmawati : ”Biasa saja, jadi tuan ini mau minum apa?” singgih : ”Apa saja Bu yang penting halal!” fatmawati : ”Ya sudah saya kebelakang dulu.” (Fatmawati pergi ke dapur untuk membuat air minum) soekarno : “Katanya kalian ingin membicarakan hal yang penting dengan saya, memang hal yang penting hal apa. Apa berkaitan dengan yang tadi siang?” singgih : “Sebelumnya kami meminta maaf lagi-lagi kami mengganggu waktu istirahat Bung karno dan bung hatta memang kedatangan kami kemari memang berkaitan dengan kejadian tadi siang.” soekarno : “Begini Bung, kami sebenarnya di utus kemari karena mendapat tugas untuk membawa Bung Karno dan Bung Hatta keluar kota.” hatta : “Kemana ?” latif :”Ke Kerawang!” hatta : “Memang kenapa kami harus pergi keluar kota?” latif : “Untuk menghindar dari pengaruh Jepang!” Hatta : “Tapi kalau kami tidak mau?” Latif : “Sekarang tuan bukan waktunya untuk berdebat, cepat ikut kami!” Bung Karno : “Apakah ini semua penting?” Latif : “Sangat penting!” Bung Karno : “Baiklah kami akan ikut tapi saya berpamitan dulu dengan Fatmawati (Soekarno pergi dan menemui Fatmawati di dapur) soekarno : “Bu, Kang Mas pamit dulu, Kang Mas akan pergi dengan para pemuda itu.” fatmawati : “Kemana?” soekarno : “Ke Karawang!” fatmawati : “Bolehkah saya ikut. Saya merasa akhir-akhir ini perasaan saya tidak enak tentang Kang Mas!” soekarno : “Baiklah ayo cepat!” (Akhirnya Soekarno dan Fatmawatipun kembali) singgih : ”Maaf Bung, apakah sudah selesai bicaranya kalau begitu bagaimana kalau sekarang kita berangkat agar lebih cepat.” Bung Karno : “Ya sudah kita berangkat.” Akhirnya mereka meninggalkan rumah Soekarno dan langsung menuju Rengasdengklok di Karawang disana para pemuda sudah berkumpul menunggu kedatangan Soekarno dan Moch Hatta. Setelah lama di perjalanan akhirnya mereka sampai di sebuah rumah. Di sana Soekarno dan Moch. Hatta terus di desak oleh pemuda. Namun ternyata sungguh besar wibawa mereka berdua hingga para pemuda menjadi naik pitam. Latif : “Bung Karno, tunggu apa lagi waktu inilah yang tepat bagi kita semua memperoklamasikan kemerdekaan Indonesia!” Singgih : “Iya, sebaiknya Bung setuju usul kami ini,” (Soekarno dan Muhammad Hatta Terdiam ketika para pemuda terus mendesak Soekarno dan Moh Hatta agar menyetujui keinginan para pemuda. Namun Soekarno tetap saja bersikeras dengan pendirinnya) Soekarno : ”Maaf tapi saya tidak bisa.” (Jawaban itu membuat Singgih geram) Singgih : (Sambil menodongkan pistol kepada Soekarno) “Proklamasikan Kemerdekaan Indonesia secepatnya kalau tidak kubunuh kau, apa kau mau seperti ini?” {door door door} (Peluru pistol keluar dari pistol) Fatmawati yang melihat kejadian ini kemudian ia menghampiri dan merangkul Soekarno dan bertanya kepada para pemuda Fatmawati : “apa-apaan kalian ini?” (Ia bertanya dengan penuh emosi yang meluap-luap)  sutan syahrir : “Tidak apa-apa bu, kami cuma ingin memproklamasikan Indonesia secepatnya. Namun Bung Karno menolak!” fatmawati : “Ya saya tahu itu. Tapi jalannya tidak seperti ini. Lagi pula kalau Kang Mas menolak untuk memperoklamasikan kemerdekaan Indonesia saat ini. Pasti ia mempunyai alasan tersendiri.” sukarni : “Lalu dengan jalan bagaimana? padahal keputusan ada di tangan kedua pemimpin tersebut!” fatmawati : “Ya sudah bagaimana kalau masalah kalian ini kita bicarakan lagi dengan kepala yang dingin tidak dengan emosi!” akhirnya Fatmawati pun berhasil meyakinkan para pemuda agar kembali berunding dengan Soekarno dan Moh Hatta. Hilangnya Ir.soekarno dan M.hatta menimbulkan kepanikan dikalangan para pemimpin pergerakan kemerdekaan di Jakarta. Peristiwa ini baru diketahui oleh soebarjo pada pukul 8.00 pagi. Saat itu yang dia temui hanyalah Wikana, ditanyalah ia… Soebarjo : ”Apakah kamu tau dimana keberadaan ir.soekarno dan M.hatta??? Wikana : “saya tidak tahu!” Soebarjo : “katakan kepadaku dimanakah mereka, saya jamin keselamatan mereka apabila mereka kembali ke Jakarta.” Wikana : “baiklah saya akan menunjukan tempat soekarno dan Hatta berada.” Akhirnya wikana dan achmad soebardjo pergi ke Rengasdengklok, Karawang dimana Ir.Soekarno dan M.Hatta diasingkan… dan saat soebardjo sampai di Rengasdengklok,, beliau langsung membawa mereka ke Jakarta pada malam itu juga… bersama chairul shaleh, yusuf kunto,sayuti melik dan para pemuda lainnya. Setelah sampai mereka langsung berangkat lagi menuju Hotel Den Hendels tepatnya di Jakarta. Akhirnya mereka sampai di Hotel Hendels. Kemudian Sayuti melik menghampiri pelayan restoran. Sayuti melik : “Maaf tuan apakah ada kamar Hotel yang masih kosong untuk kami?” Pelayan hotel : “Maaf tuan semua kamar hotel di sini sudah penuh!” Sayuti melik : ”Oh begitu, terima kasih.” Kemudian Sayuti melik kembali menemui Ahmad subarjo dan yang lainnya. Sayuti melik : “Kamarnya penuh, bagaimana ya???” Ahmad subarjo : “Bagaimana kalau kita kerumah Laksamana muda maeda, ia adalah teman karib saya dia juga orang yang mendukung kemerdekaan Indonesia!” Sayuti melik : “Kalau tidak salah juga dia merupakan salah satu perwira tinggi angkatan darat, jadi pasti keamanannya terjamin.” Suhud : ”saya setuju, karena seperti yang dikatakan sayuti melik keamanannya terjamin.” Soekarno : ”Ya sudah kalau begitu kita berangkat ke rumah laksamana muda maeda.” Mereka berangkat ke rumah Laksamana maeda tidak lama kemudian mereka sampai di rumah laksamana maeda Soekarno : (Tok..tok.tok…!) ”Permisi selamat malam bisakah kami bertemu dengan tuan laksamana maeda?” Orang Jepang : ”Baiklah silahkan masuk tuan ada di dalam!” Hatta : ”terima kasih!” (Sesaat kemudian Soekarno dan Moch Hatta bertemu dengan laksamana maeda) soekarno : “Selamat malam tuan?” laksamana maeda : (membalas dengan senyuman)  ”ada apa, kenapa tuan-tuan ini mendatangi kediaman saya. Apakah ada masalah yang serius?” Soekarno : ”Maaf mungkin kedatangan kami menganggu waktu istirahat tuan!” Achmad soebarjo : ”Kami bermaksud untuk menanyakan apakah benar berita menyerahnya Jepang terhadap sekutu itu?” Laksamana maeda : “Dari mana tuan mendengar berita tersebut?” Soekarno : ”Kami mendengar berita tersebut dari salah satu pemuda. Katanya dia mendengar berita tersebut dari radio luar negeri!” Laksamana maeda : ”Memang benar berita tersebut tapi kami masih merahasiakannya agar tidak timbul kekacauan karena kami masih bertanggung jawab terhadap keamanan Indonesia.” Moch Hatta : ”Sekarang tuan yang kami bingungkan para pemuda terus mendesak agar memperoklamasikan kemerdekaan Indonesia secepatnya!” Laksamana maeda : “Wah itu merupakan gagasan yang bagus mengingat inilah waktu yang tepat untuk memperoklamasikan kemerdekaan Indonesia.” Moch Hatta : “Berarti tuan menyetujuinya?” Laksaman maeda : (Membalas dengan senyuman)  Ahmad soebrjo : “Begini, kalau maeda menginginkan kami boleh meminjam rumah anda?” Laksamana maeda : “Boleh memang untuk apa?” Hatta : “Kami telah sepakat apabila berita itu memang benar,, kami akan secepatnya memproklamasikan kemerdekaan Indonesia rencananya kami akan memperoklamasikan kemerdekaan Indonesia besok pagi jadi apakah tuan keberatan?” Laksamana maeda : “Tidak tidak sama sekali lalu persiapan apa yang akan kita siapkan?” Soekarno : ”rencanaynya kami akan membuat naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia!” Laksamana maeda : ”ya sudah ayo sekarang kita buat bersama naskahnya di ruang makan. Kita tidak boleh membuang waktu percuma kan?” Soekarno : “Rasanya terlalu banyak orang kalau kita mengerjakan naskah ini bila bersama bagaimana kalau anda, Bung Hatta, ahmad subarjo serta saya mengerjakan naskah ini bersama?” Suhud : ”Benar, sebaliknya memang merekalah yang harus menuju ruang makan” Hatta : “Tapi bagaimana dengan para pemuda ini?” Laksamana maeda : ”Biarkan mereka disini menunggu kita, ayo Soekarno. Moch Hatta, Ahmad subarjo dan beberapa pemuda pergi ke ruang makan untuk menyusun naskah proklamasi” Soekarno : ”Biarkan saya yang mencatat!” Ahmad subarjo : ” Baiklah!” Soekarno : ”untuk pembukaan kata apa yang bagus ya ?” Hatta : “Bagaimana untuk pembukaannya kata proklamasi sepertinya kata itu cocok untuk naskah ini!” Soekarno : ”Ya bagus, (Kemudian ia menulisnya dalam secarik kertas) lalu untuk isinya apa?” Ahmad subarjo : “Tunggu sebentar biarkan saya berpikir dulu!” (sekitar 5 menit ahmad subarjo berpikir) ya bagaimana kalau begini “Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia” Hatta : “Itu bagus, karena kan naskah ini menyatakan kemerdekaan bangsa kita” (kemudian ia menulisnya dalam secarik kertas) Soekarno : “Itukan bagian dari pembukaan sekarang isinya bagaimana?” Hatta : “Saya sudah berpikir begini “Hal-hal yang mengenai pemindahan dan kekuasaan dll, di selenggarakan dengan cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.” Soekarno : ”Ya bagus semua sudah selesai, jadinya seperti ini!” Ahmad soebarjo : “Alhamdulillah akhirnya selesai juga! Bagaimana kalau sekarang kita menghampiri para pemuda apakah mereka menyetujuinya isi naskah ini?” Soekarno : “Ya sudah ayo kita menghampiri para pemuda!” (Tidak lama kemudian mereka sampai di serambi belakang di tempat para pemuda menunggu) sutan syahrir : “Bagaimana naskahnya sudah selesai Bung?” soekarno : “Sudah akan saya bacakan!” PROKLAMASI Kami bangsa Indonesia dengan ini kemerdekaan Indonesia. Hal-hal yang mengenai pemindahan dan kekuasaan dll. Di laksanakan dengan djara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Djakarta, 17 – 8- 05 Wakil Bangsa Indonesia Soekarno : ”Mungkin ada yang ingin menambahkan?” Sukarni : ”Ada kata-kata sedikit yang janggal jadi perlu di beri perubahan sedikit” Soekarno : “Baiklah kita akan memperbaikinya sekali lagi!” Sukarni : “Itu lebih baik!” Akhirnya mereka merundingkan kembali naskah tersebut bersama para pemuda. Kemudian mereka melakukan sedikit perubahan pada naskah proklamasi itu. Setelah selesai melakukan sedikit perubahan kemudian Soekarno menyruh sayuti melik mengetik naskah proklamasi Soekarno : ”Maaf, apakah sayuti melik bisa mengetik naskah ini dengan perubahan-perubahannya?” Sayuti melik : ”Saya bisa, Bung!” Soekarno : ”Ya sudah tolong ketik naskah ini dengan cepat!” Sayuti melik : ”Baiklah.” Sayuti melik pun mengetik naskah proklamasi, kemudian setelah selesai. Naskah itu di berikan pada Soekarno Sayuti melik : ”Ini Bung naskahnya sudah selesai sekarang tinggal siapa yang akan menandatanagni naskah ini?” Soekarno : ”Terima kasih, bagaimana kalau naskah ini yang menandatangi adalah kita semua yang hadir disini?” Hatta : ”Ya, saya setuju. Agar mengacu pakta deklaration of independen!” Chairul saleh : ”Saya tidak setuju lebih baik anda dan Bung Hatta yang menandatangi naskah tersebut atas nama bangsa Indonesia!!” Semua yang hadir : “Setuju, itu lebih baik !” Soekarno : ”Nah sekarang naskah sudah selesai lalu, sekarang yang harus kita pikirkan di mana naskah ini akan di bacakan?” Sukarni : ”Kami sudah menyiapkan tempat kita akan membacakan teks proklamasi ini!” Hatta : “Dimana?” Sukarni : “Dilapangan Ikada.” Soekarno :“ Saya menolak!” Sukarni : “Kenapa anda menolak?” Soekarno : “Karena kalau kita membacakan naskah proklamasi ini di lapangan Ikada pasti akan timbul bentrokan dengan tentara Jepang!” Sukarni : ”Iya juga ya ! Kenapa saya tidak berpikir sampai kesana?” Soekarno : ”Bagaimana kalau kita membacakan teks proklamasi ini di rumah saya!” Hatta : ”Saya setuju, mungkin dengan itu tentara Jepang tidak akan mengacaukan proklamasi kemerdekaan Indonesia!” Semua yang hadir : ”setuju!!!!” Laksamana maeda : ”Ya sudah naskah sudah selesai disusun bagaimana kalau kalian pulang ke rumah masing-masing dan istirahat saja lihat kalian begitu lelah. Pagi harinya kita berkumpul di rumah Soekarno.” Soekarno : “Ya kami semua sudah lelah, sebaiknya kami semua pulang saja, sebelumnya kami ingin mengucapkan terima kasih atas izin tuan.” Laksamana maeda :” Ah tidak apa-apa” Ahmad soebardjo : ”Ya sudah tuan kami pamit dulu.” Akhirnya dini harinya tanggal 16 agustus 1945 semua pulang ke rumah masing-masing, tetapi para pemuda tidak pulang ke rumahnya, tetapi mereka menghimpun rekan-rekannya untuk menyebar luaskan berita itu kesegenap masyarakat Jakarta. Dengan cepat mereka mempersiapkan fomlet-fomlet dan mobil pengeras suara untuk memberitahukan kepada penduduk tentang kabar gembira ini. Pagi harinya pemuda-pemuda dan penduduk sekitar berkumpul di Jakarta yaitu di rumah Ir. Soekarno. Muwardi : “Bung karno para pemuda telah berkumpul mereka sudah tidak lagi untuk mendengarkan anda membacakan naskah proklamasi.” Soekarno : “Tunggulah sebentar Bung Hatta belum datang saya akan menunggu Bung Hatta dulu.” Muwardi : “Ya sudah silahkan, tapi jangan terlalu lama. Kami sudah tidak sabar untuk menunggu sebentar lagi kan sudah pukul 10.00.” Soekarno : “Ehm … baiklah!” Suhud : (Tiba-tiba datang) “Maaf Bung Karno apakah kita akan melakukan pengibaran bendera merah putih?” soekarno : ”Ya haruslah, itukan sebagai simbol kalau kita telah merdeka!” suhud : ”belum” soekarno : ”Ya sudah biar saya yang mengurus benderanya, saya akan menyuruh Fatmawati menjahitkannya sekarang juga” suhud : ”Ya sudah Bung biar saya yang mencari tiang bambunya, saya permisi dulu” soekarno : ”Ya silahkan, Wikana tolong panggilkan Fatmawati kemari” Wikana : “Baik Bung Karno” Sesaat kemudian Fatmawati datang Fatmawati : “Ada apa Kang Mas memanggil saya?” Soekarno : ”Bu tolong jahit bendera merah putihnya disini. Bukankah ibu mempunyai kain merah putih” Fatmawati : ”Entahlah tapi seingat kain itu sudah ibu buat rok.” Soekarno : ”Pokonya Kang Mas minta sekarang jahitkan benderanya” Kemudian fatmawati mancari kain itu, setelah selesai mencari fatmawati menjahit dengan tangan. Tidak lama kemudian Moch Hatta datang tepat pukul 19.45. Hatta : ”Maaf terlalu lama menunggu saya.” Soekarno : ”Ah tidak apa-apa, kebetulan persiapannya juga beleum selesai” Hatta : ”Memang persiapan apa?” Soekarno : ”Persiapan untuk pengibaran bendera, istri saya sedang menjahit benderanya sebentar lagi juga sudah beres.” Akhirnya segala persiapan proklamasi kemerdekaan Indonesia selesai bendera sudah dijahit, begitu pula dengan tiang bambu suhud sudah mencarinya. Kemudian latif menjemput kedua tokoh nasionalis itu di kamar Soekarno Latif : ”Maaf Bung bisakah proklamasi ini segera di mulai?” Soekarno : “Bisa, ayo silahkan kita menuju halaman depan.” (Saat Soekarno dan Moch Hatta keluar dari rumahnya dan naik ke panggung mereka di sambut dengan antusiasme yang penuh oleh para penduduk yang sudah berkumpul) tak lama kemudain Soekarno membacakan pidatonya: assalamu’alaikum Wr. Wb Pada kesempatan pagi ini kita berkumpul untuk menjadi saksi dari peristiwa penting yang selama ini kita tunggu, yaitu peristiwa yang selalu menjadi impian dan harapan sebagai bangsa yang terjajah. Dari bertahun-tahun yang lalu sampai beratus-ratus tahun yang lalu kita memperjuangkan kemerdekaan kita agar bebas dari penjajahan. Hari ini kita mengibarkan kemerdekaan kita dengan harapan dapat menjadi tombak agar kehidupan kitaa bisa berubah menjadi lebih baik labih layak dari sebelumnya. Terima kasih kepada para pejuang yang kokoh dan teguh memperjuangkan kemerdekaan bangsa kita dengan segenap jiwa dan raganya dari mulai penjajahan Bangsa Portugis, Inggris, Jepang dan Belanda. Kita selama ini seolah seperti orang yang selalu tunduk di hadapan penjajah. Kita seolah mengabdi kepada mereka. Namun di dalam hati kita, kita tetap menjungjung tinggi keinginan dan impian kita untuk kemerdekaan bangsa kita. Kini semua harapan kita itu bukanlah sebuah angan-angan belaka, melainkan sebuah perjuangan yang hasilnya dapat kita saksikan saat ini, prolkamasi kemerdekaan Bangsa Indonesia, dengan di tandai pembacaan Naskah proklamasi. PROKLAMASI Kami bangsa Indonesia dengan ini kemerdekaan Indonesia. Hal-hal yang mengenai pemindahan dan kekuasaan dll. Di laksanakan dengan djara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Djakarta,hari, 17 Boelan 8 tahoen 1945 Atas nama bangsa Indonesia Soekarno Hatta Demikianlah naskah Proklamasi ini sebagai tanda bahwa bangsa kita bangsa indonesia yang telah merdeka. Kemudian sebagai simbol kebebsan dan kemerdekaan kita, kita kibarkan bendera merah putih. Suhud dan latif kemudian mengibarkan bendera merah putih. Latif dan suhud kemudian mengibarkan bendera merah putih Latif dan Suhud maju kedepan Latif : ”Siap Grak, jalan ditempat grak, maju jalan.” Setelah itu ia mengibarkan bendera merah putih Latif : ”Hormat Grak!” (seluruh yang hadir disana memberi hormat kepada sang saka merah putih Latif : ”Tegak grak.” Dengan ditandai pembacaan naskah proklamasi dan pengibaran sang saka merah putih maka sejak itu bangsa kita lepas dari belenggu penjajahan. Namun kemudian yang harus kita lakukan adalah bagaimana mempertahakan kemerdekaan itu.